Al Qiyadah Wal Jundiyah
Qiyadah wal Jundiyah merupakan suatu
term –istilah- yang sangat familiar bagi mereka yang hidup dan berinteraksi
dalam jama’ah. Qiyadah secara bahasa adalah: “Qaada – Yaquudu – Qaudan –
Qiyaadatan – Qawwadan – Iqtaada: menuntun,sedang berjalan di mukanya. Hal ini
berarti Qiyadah adalah seorang pemimpin yang bertugas menuntun siapa saja yang
dipimpinnya. Sedangkan Jundi secara bahasa adalah berasal dari kata: “Jundun
(Junuudun)” yang berarti tentara/serdadu. Qiyadah wal Jundiyah adalah sesuatu
yang tak bisa dipisahkan. Dimana ada seorang pemimpin pastilah ada yang orang
yang dipimpinnya. Pun demikian dengan pemimpin yang hebat akan selalu disokong
oleh pasukan-pasukan yang juga hebat yang berada dibelakangnya.
Allah sangat menyukai orang-orang yang
berjama’ah membentuk suatu bangunan yang kokoh. Seperti yang tertuang dalam
Al-Qur’an surat Ash-Shaff ayat 4 yang artinya “Sesungguhnya Allah menyukai
orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka
seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”. Untuk hal itu maka sangat urgen
bagi kita dalam berjuang membentuk barisan dalam jama’ah yang kokoh.
Ada beberapa Hadist yang menunjukkan
betapa pentingnya suatu kepemimpinan dalam ummat islam dalam segala urusan.
Hadist tersebut antara lain yang pertama adalah: “Tidak halal bagi tiga orang
yang sedang berada di sebuah perjalanan kecuali salah seorang diantara mereka
menjadi pemimpinnya” (HR. Ahmad). Hadist tersebut menggambarkan bahkan dalam
hal sekecil sebuah perjalanan antara tiga orang pun harus ada yang memimpin,
apalagi urusan yang lebih besar yang tentunya lebih banyak orang pula. Hadist
yang kedua adalah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berbunyi:
“Imam (penguasa) adalah pemimpin dan ia bertanggung jawab atas yang
dipimpinnya”. Artinya adalah seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang
besar terhadap yang dipimpinnya.
Adapula hadist yang menerangkan tentang
Jundi seperti yang diriwayatkan oleh Muslim yang berbunyi: “Barang siapa yang
melepaskan tangannya dari ketaatan kepada imamnya maka ia pada hari kiamat
tidak memiliki hujjah”. Hadist ini menerangkan bahwa seorang jundi yang telah
memba’iat diri kepada pemimpinnya memiliki kewajiban untuk mentaati perintah
pemimpinnya, bahkan apabila seorang jundi tidak mentaati perintah pemimpinnya
ancamannya adalah ketika hari kiamat tidak akan memiliki hujjah.
1. Kewajiban Beramal Jama’i
Dalam mencapai tujuan dakwah Islamiyyah merupakan kewajiban setiap muslim untuk mewujudkannya dan tujuan ini hanya dapat dicapai dengan adanya jama’ah dan harus melalui Amal Jama’i. Maka Amal Jama’i, dalam kaitan ini, adalah wajib. Amal Jama’i yang digerakkan sebuah jama’ah Islam harus tersusun rapi dan kuat. Dalam mencapai tujuannya, setiap jama’ah harus memiliki manhaj yang jelas dan bergerak menurut manhaj tersebut.
2. Amanah dan Tanggung Jawab Pemimpin
Dalam satu jama’ah, pimpinan mempunyai amanah dan beban yang sangat berat. Amanah pimpinan memang sangat berat karena ia bertanggung jawab memberikan arahan kepada setiap anggota untuk menjalankan langkah-langkah gerakan dan mencapai hasil di bidang dakwah. Tanggung jawab pimpinan menjadi besar karena semakin banyaknya jumlah anggota jama’ah. Seluruh anggota berada di bawah tanggung jawabnya. Karena itu setiap anggota dan pimpinan jama’ah harus menyadari betapa beratnya amanah dan beban tersebut.
3. Hal-hal yang Membantu Terlaksananya Tugas Pimpinan
1) Ikhlas karena Allah semata, serta selalu benar dan jujur kepada-Nya
2) Peka terhadap pengawasan dan penjagaan Allah
3) Memohon pertolongan dan perlindungan Allah dalam seluruh keadaan dan aktivitasnya
4) Pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab besar yang dapat mendorongnya untuk selalu menjaga diri dalam memegang amanah.
5) Pimpinan harus memberikan perhatian yang cukup kapada masalah pendidikan (tarbiyah), menyiapkan kader dan calon pengganti.
6) Terjalinnya rasa kasih sayang dan ukhuwwah yang tulus di kalangan anggota jama’ah, khususnya antara anggota dan pimpinan.
7) Pimpinan harus benar-benar merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana, persiapan-persiapan sesuai dengan kemampuan.
8) Para pimpinan pada tingkat cabang atau daerah dan setiap anggota jama’ah harus merasakan bagaimana beratnya amanah dan tanggung jawab pimpinan pusat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
9) Pimpinan harus selalu bersungguh-sungguh menyalakan cita-cita, mengukuhkan tekad dan membangkitkan harapan di kalangan anggota jama’ah.
a) Akhlak dan Sifat-sifat yang Harus Dimiliki Pemimpin
• Senantiasa mengharapkan akhirat dengan ikhlas karena Allah semata.
• Berdaya ingat kuat, bijak, cerdas, berpengalaman luas, berpandangan jauh dan tajam, berwawasan luas, mampu menganalisis berbagai persoalan dari segala segi dengan tepat dan cepat menerapkan hasil analisanya dengan baik.
• Berperangai penyantun, kasih sayang, lemah lembut dan ramah.
• Sifat bersahabat perlu dimliki para pemimpin.
• Berani dan sportif, tidak pengecut dan tidak membabi buta.
• Shidiq
• Tawadhdhu
• Memaafkan, menahan amarah dan berlaku ihsan.
• Menepati janji dan sumpah setia.
• Sabar
• ‘Iffah dan kiram
• Wara’ dan zuhud
• Tidak mengungkit-ungkit dan menyombongkan diri.
• Memelihara hal-hal yang dimuliakan Allah.
• Berlapang dada dan tidak melayani pengumpat dan pengadu domba.
• Tekad bulat, tawakkal dan yakin.
• Sederhana dalam segala hal
• Bertahan dalam kebenaran dengan teguh dan pantang mundur
• Menjauhi sikap pesimistis dan over estimasi.
b) Tabiat Gerakan dan Medannya
• Harus beriltizam dengan tujuan berdirinya jama’ah
• Memelihara keuniversalan tujuan dan medan gerakan dengan seluruh konsekuensinya, tanpa melupakan salah satu aspeknya.
• Perlu menjaga tabiat tahapan dakwah Islamiyyah dengan segala tuntutannya.
• Kewajiban memberikan perhatian serius terhadap pendidikan (Tarbiyyah) di setiap peringkat.
• Dana adalah urat nadi ‘Amal Islami.
• Pimpinan harus memanfaatkan sebaik-baiknya pengalaman dalam gerakan dan realitas keragaman aktivitas Islami.
c) Beberapa Petunjuk dalam Bergerak
• Pimpinan harus memberikan perhatian menyeluruh kepada tugas dan tanggung jawab supaya dapat melaksanakannya dengan baik dan utuh tanpa melupakan salah satu aspek tanggung jawabnya dalam beramal.
• Memiliki kepercayaan kuat terhadap tugasnya.
• Setiap penanggung jawab harus menyusun program kerja lengkap.
• Tepat dalam memilih petugas yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
• Pemimpin dituntut mengatur waktu dan urusannya seefektif mungkin
• Perlu memiliki kecekatan dan kekuatan tekad
• Semestinya seorang pemimpin menumpukkan perhatian kepada usaha yang sangat diperlukan
• Berdakwah adalah ibadah kepada Allah
• Pemipin harus percaya atas ketinggian moral anggotanya yang bertugas
• Pemimpin harus benar-benar meningkatkan cara kerja, mengembangkan sarana dan melengkapinya serta memanfaatkan pengalaman baru yang dapat membantu pencapaian tujuan dalam meninggikan mutu dakwah.
• Pemimpin tidak boleh membatasi aktivitasnya semata-mata untuk masa sekarang
• Pemimpin bertanggung jawab dalam menilai dan mengevaluasi amal dan hasil setiap saat
d) Beberapa Petunjuk Pergaulan antara Pemimpin dan Anggota
• Pemimpin harus pandai memilih orang yang laik dalam memegang jabatan dan dalam menyelesaikan persoalan tertentu
• Tidak boleh bersikap pesimis dan buruk sangka
• Memeperbaiki pembagian tugas dan menentukan spesialisasi supaya tidak terjadi tumpang tindih wewenang
• Menentukan, mengatur dan memudahkan jalur komunikasi di setiap peringkat dan bagian
• Pemimpin harus selalu membangkitkan semangat kerja sama yang penuh kejujuran
• Pemimpin harus membiasakan diri bermusyawarah dengan para anggota sebelum mengeluarkan keputusan penting
• Sangat bermanfaat diadakan pertemuan-pertemuan rutin dengan para anggota
• Pemimpin harus memperhatikan setiap orang yang diberi tugas memikul amanah dan cepat menegur petugas yang melakukan kesalahan
• Seorang pemimpin perlu meminta pandangan dan saran-saran anggota tertentu yang berguna untuk memperbaiki kelancaran gerakan dan mewujudkan strategi dakwah
4. a) Beberapa Persyaratan Pokok Seorang Aktivis
• Memahami benar arti komitmennya kepada Islam
• Mengenal karakter tahapan dakwah yang sedang dijalaninya dengan segala tuntutannya
• Meyakini bahwa kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. secara benar dan serius adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan umat Islam
• Yakin akan kewajiban bergerak membangkitkan iman di dalam jiwa manusia
• Harus mengetahui bahwa ‘Amal Jama’i memiliki syarat dan keiltizaman yang harus diketahuinya
• Dasar beramal dalam gelanggang ini hanyalah semata-mata karena Allah, bukan karena siapa-siapa
• Setiap Muslim harus sadar terhadap pengawasan Allah swt
b) Beberapa Keharusan dan Prilaku Anggota yang Harus Ditegakkan
• Seorang Muslim harus berusaha menjadi seorang Mu’min yang teguh dan yakin terhadap ‘Amal Jama’i dengan segala tuntutannya
• Seorang Muslim harus mengetahui secara mendalam segala ketentuan jama’ah
• Seorang anggota jama’ah harus melengkapi diri dengan berbagai bidang kemampuan dan kelaikan
• Seorang Muslim yang menyerahkan hidupnya untuk berjuang karena Allah dan menegakkan kekuasaan agama Allah
• Seorang anggota jama’ah harus menjadi pelindung terpercaya terhadap tujuan jama’ah
• Seorang anggota jama’ah harus berani menempatkan dirinya di barisan jihad fi sabilillah
• Seorang anggota jama’ah berkewajiban menanam dan mempersubur benih cinta mencintai di kalangan sesama anggota serta memperkuat persaudaraan karena Allah
• Anggota jama’ah harus membiasakan diri melaksanakan setiap perintah pimpinan jama’ah
• Seorang anggota jama’ah harus benar-benar memberikan kepercayaan penuh pada pimpinan jama’ah
• Wajib beriltizam dengan sikap adil dan sederhana, tidak keterlaluan dan tidak meremehkan
• Berpegang pada semboyan, “ Perbaiki diri dan seru orang lain kepada kebaikan”
• Para aktivis wajib menjaga waktunya dengan serius, berdisipli, seluruh urusannya rapi, berguna bagi sesama manusia
• Seorang anggota jama’ah harus menghiasi dirinya dengan seluruh akhlaq Islam
5. Aturan dan Adab Pergaulan Pimpinan dan Anggota
a) Saling menghormati dan menghargai
b) Adab pergaulan dan perbincangan
Dalam pembicaraan, orang yang pertama mengajak bicara harus menghadap kepada yang diajak bicara, mengucapkan kata-katanya dengan jelas dan wajar.
Orang yang mendengar harus juga menghadap orang yang mengajak bicara, ia harus diam mendengarkan pembicaraannya dan memperhatikannya
c) Saling mempercayai dan berbaik sangka
d) Saling menasihati
e) Saling mencintai dan bersaudara
f) Mempererat hubungan antara pemimpin dan anggota
g) Tunduk di bawah hukum Allah dan Rasul-Nya
h) Mengkaji berbagai harakah dan mengembangkan pengalaman
6. Sistem dan Peraturan
a) Menyusun peraturan dan mekanisme kerja harus berada dalam kerangka dasar-dasar Islam
b) Seluruh sistem dan peraturan harus dipandang sebagai sarana dan alat untuk menyusun dan mengatur kerja dan gerakan
c) Jama’ah harus bergerak sesuai hasil syura, ketentuan dan polesi pimpinan
d) Peraturan bertujuan untuk mengelakan kekacauan aktivitas yang dapat mengganggu atau bahkan menghancurkan program
e) Peraturan harus mencakup cara perbaikan bagi setiap kelalaian dan kesalahan
f) Menyusun peraturan dan sistem perlu diperhitungkan keluwesannya, sehingga dapat memudahkan jama’ah bergerak meraih keberhasilannya
g) Selama kita masih menghambakan diri kepada Allah, maka keiltizaman kita dengan peraturan dan sistem kerja tersebut adalah bernilai ibadah dan berada di dalam kerangka taat kepada Allah
7. Pengendalian Pertemuan-Pertemuan
a) Pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan adalah bagian dari beribadah kepada Allah swt
b) Sebaiknya setiap pertemuan dimulai dengan berdzikir kepada Allah, memohon perlindungan kepada-Nya dari gangguan syetan
c) Agar pertemuan berjalan tepat waktu, harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya
d) Harus teliti dalam menyampaikan informasi mengenai waktu dan tempat diadakannya pertemuan
e) Setiap anggota majlis harus bersungguh-sungguh menghadiri tepat pada waktunya, kecuali berhalangan
f) Bila suatu pertemuan telah disetujui, perlu ditentukan waktu dimulainya pertemuan, agar setiap anggota dapat mengatur waktu dan kerjanya
g) Perlu ditentukan agenda pertemuan dengan menulis di papan tulis
h) Pimpinan pertemuan harus bijak dalam memelihara tata tertib pada waktu berlangsungnya pembahasan acara
i) Pimpinan acara harus dapat mengarahkan fikiran terhadap agenda pembahasan
j) Sebelum ditutup hendaknya hasil-hasil keputusan siding dibaca ulang dan ditetapkan waktu dan tempat pertemuan yang akan datang
Dalam mencapai tujuan dakwah Islamiyyah merupakan kewajiban setiap muslim untuk mewujudkannya dan tujuan ini hanya dapat dicapai dengan adanya jama’ah dan harus melalui Amal Jama’i. Maka Amal Jama’i, dalam kaitan ini, adalah wajib. Amal Jama’i yang digerakkan sebuah jama’ah Islam harus tersusun rapi dan kuat. Dalam mencapai tujuannya, setiap jama’ah harus memiliki manhaj yang jelas dan bergerak menurut manhaj tersebut.
2. Amanah dan Tanggung Jawab Pemimpin
Dalam satu jama’ah, pimpinan mempunyai amanah dan beban yang sangat berat. Amanah pimpinan memang sangat berat karena ia bertanggung jawab memberikan arahan kepada setiap anggota untuk menjalankan langkah-langkah gerakan dan mencapai hasil di bidang dakwah. Tanggung jawab pimpinan menjadi besar karena semakin banyaknya jumlah anggota jama’ah. Seluruh anggota berada di bawah tanggung jawabnya. Karena itu setiap anggota dan pimpinan jama’ah harus menyadari betapa beratnya amanah dan beban tersebut.
3. Hal-hal yang Membantu Terlaksananya Tugas Pimpinan
1) Ikhlas karena Allah semata, serta selalu benar dan jujur kepada-Nya
2) Peka terhadap pengawasan dan penjagaan Allah
3) Memohon pertolongan dan perlindungan Allah dalam seluruh keadaan dan aktivitasnya
4) Pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab besar yang dapat mendorongnya untuk selalu menjaga diri dalam memegang amanah.
5) Pimpinan harus memberikan perhatian yang cukup kapada masalah pendidikan (tarbiyah), menyiapkan kader dan calon pengganti.
6) Terjalinnya rasa kasih sayang dan ukhuwwah yang tulus di kalangan anggota jama’ah, khususnya antara anggota dan pimpinan.
7) Pimpinan harus benar-benar merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana, persiapan-persiapan sesuai dengan kemampuan.
8) Para pimpinan pada tingkat cabang atau daerah dan setiap anggota jama’ah harus merasakan bagaimana beratnya amanah dan tanggung jawab pimpinan pusat dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
9) Pimpinan harus selalu bersungguh-sungguh menyalakan cita-cita, mengukuhkan tekad dan membangkitkan harapan di kalangan anggota jama’ah.
a) Akhlak dan Sifat-sifat yang Harus Dimiliki Pemimpin
• Senantiasa mengharapkan akhirat dengan ikhlas karena Allah semata.
• Berdaya ingat kuat, bijak, cerdas, berpengalaman luas, berpandangan jauh dan tajam, berwawasan luas, mampu menganalisis berbagai persoalan dari segala segi dengan tepat dan cepat menerapkan hasil analisanya dengan baik.
• Berperangai penyantun, kasih sayang, lemah lembut dan ramah.
• Sifat bersahabat perlu dimliki para pemimpin.
• Berani dan sportif, tidak pengecut dan tidak membabi buta.
• Shidiq
• Tawadhdhu
• Memaafkan, menahan amarah dan berlaku ihsan.
• Menepati janji dan sumpah setia.
• Sabar
• ‘Iffah dan kiram
• Wara’ dan zuhud
• Tidak mengungkit-ungkit dan menyombongkan diri.
• Memelihara hal-hal yang dimuliakan Allah.
• Berlapang dada dan tidak melayani pengumpat dan pengadu domba.
• Tekad bulat, tawakkal dan yakin.
• Sederhana dalam segala hal
• Bertahan dalam kebenaran dengan teguh dan pantang mundur
• Menjauhi sikap pesimistis dan over estimasi.
b) Tabiat Gerakan dan Medannya
• Harus beriltizam dengan tujuan berdirinya jama’ah
• Memelihara keuniversalan tujuan dan medan gerakan dengan seluruh konsekuensinya, tanpa melupakan salah satu aspeknya.
• Perlu menjaga tabiat tahapan dakwah Islamiyyah dengan segala tuntutannya.
• Kewajiban memberikan perhatian serius terhadap pendidikan (Tarbiyyah) di setiap peringkat.
• Dana adalah urat nadi ‘Amal Islami.
• Pimpinan harus memanfaatkan sebaik-baiknya pengalaman dalam gerakan dan realitas keragaman aktivitas Islami.
c) Beberapa Petunjuk dalam Bergerak
• Pimpinan harus memberikan perhatian menyeluruh kepada tugas dan tanggung jawab supaya dapat melaksanakannya dengan baik dan utuh tanpa melupakan salah satu aspek tanggung jawabnya dalam beramal.
• Memiliki kepercayaan kuat terhadap tugasnya.
• Setiap penanggung jawab harus menyusun program kerja lengkap.
• Tepat dalam memilih petugas yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
• Pemimpin dituntut mengatur waktu dan urusannya seefektif mungkin
• Perlu memiliki kecekatan dan kekuatan tekad
• Semestinya seorang pemimpin menumpukkan perhatian kepada usaha yang sangat diperlukan
• Berdakwah adalah ibadah kepada Allah
• Pemipin harus percaya atas ketinggian moral anggotanya yang bertugas
• Pemimpin harus benar-benar meningkatkan cara kerja, mengembangkan sarana dan melengkapinya serta memanfaatkan pengalaman baru yang dapat membantu pencapaian tujuan dalam meninggikan mutu dakwah.
• Pemimpin tidak boleh membatasi aktivitasnya semata-mata untuk masa sekarang
• Pemimpin bertanggung jawab dalam menilai dan mengevaluasi amal dan hasil setiap saat
d) Beberapa Petunjuk Pergaulan antara Pemimpin dan Anggota
• Pemimpin harus pandai memilih orang yang laik dalam memegang jabatan dan dalam menyelesaikan persoalan tertentu
• Tidak boleh bersikap pesimis dan buruk sangka
• Memeperbaiki pembagian tugas dan menentukan spesialisasi supaya tidak terjadi tumpang tindih wewenang
• Menentukan, mengatur dan memudahkan jalur komunikasi di setiap peringkat dan bagian
• Pemimpin harus selalu membangkitkan semangat kerja sama yang penuh kejujuran
• Pemimpin harus membiasakan diri bermusyawarah dengan para anggota sebelum mengeluarkan keputusan penting
• Sangat bermanfaat diadakan pertemuan-pertemuan rutin dengan para anggota
• Pemimpin harus memperhatikan setiap orang yang diberi tugas memikul amanah dan cepat menegur petugas yang melakukan kesalahan
• Seorang pemimpin perlu meminta pandangan dan saran-saran anggota tertentu yang berguna untuk memperbaiki kelancaran gerakan dan mewujudkan strategi dakwah
4. a) Beberapa Persyaratan Pokok Seorang Aktivis
• Memahami benar arti komitmennya kepada Islam
• Mengenal karakter tahapan dakwah yang sedang dijalaninya dengan segala tuntutannya
• Meyakini bahwa kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw. secara benar dan serius adalah satu-satunya jalan untuk menyelamatkan umat Islam
• Yakin akan kewajiban bergerak membangkitkan iman di dalam jiwa manusia
• Harus mengetahui bahwa ‘Amal Jama’i memiliki syarat dan keiltizaman yang harus diketahuinya
• Dasar beramal dalam gelanggang ini hanyalah semata-mata karena Allah, bukan karena siapa-siapa
• Setiap Muslim harus sadar terhadap pengawasan Allah swt
b) Beberapa Keharusan dan Prilaku Anggota yang Harus Ditegakkan
• Seorang Muslim harus berusaha menjadi seorang Mu’min yang teguh dan yakin terhadap ‘Amal Jama’i dengan segala tuntutannya
• Seorang Muslim harus mengetahui secara mendalam segala ketentuan jama’ah
• Seorang anggota jama’ah harus melengkapi diri dengan berbagai bidang kemampuan dan kelaikan
• Seorang Muslim yang menyerahkan hidupnya untuk berjuang karena Allah dan menegakkan kekuasaan agama Allah
• Seorang anggota jama’ah harus menjadi pelindung terpercaya terhadap tujuan jama’ah
• Seorang anggota jama’ah harus berani menempatkan dirinya di barisan jihad fi sabilillah
• Seorang anggota jama’ah berkewajiban menanam dan mempersubur benih cinta mencintai di kalangan sesama anggota serta memperkuat persaudaraan karena Allah
• Anggota jama’ah harus membiasakan diri melaksanakan setiap perintah pimpinan jama’ah
• Seorang anggota jama’ah harus benar-benar memberikan kepercayaan penuh pada pimpinan jama’ah
• Wajib beriltizam dengan sikap adil dan sederhana, tidak keterlaluan dan tidak meremehkan
• Berpegang pada semboyan, “ Perbaiki diri dan seru orang lain kepada kebaikan”
• Para aktivis wajib menjaga waktunya dengan serius, berdisipli, seluruh urusannya rapi, berguna bagi sesama manusia
• Seorang anggota jama’ah harus menghiasi dirinya dengan seluruh akhlaq Islam
5. Aturan dan Adab Pergaulan Pimpinan dan Anggota
a) Saling menghormati dan menghargai
b) Adab pergaulan dan perbincangan
Dalam pembicaraan, orang yang pertama mengajak bicara harus menghadap kepada yang diajak bicara, mengucapkan kata-katanya dengan jelas dan wajar.
Orang yang mendengar harus juga menghadap orang yang mengajak bicara, ia harus diam mendengarkan pembicaraannya dan memperhatikannya
c) Saling mempercayai dan berbaik sangka
d) Saling menasihati
e) Saling mencintai dan bersaudara
f) Mempererat hubungan antara pemimpin dan anggota
g) Tunduk di bawah hukum Allah dan Rasul-Nya
h) Mengkaji berbagai harakah dan mengembangkan pengalaman
6. Sistem dan Peraturan
a) Menyusun peraturan dan mekanisme kerja harus berada dalam kerangka dasar-dasar Islam
b) Seluruh sistem dan peraturan harus dipandang sebagai sarana dan alat untuk menyusun dan mengatur kerja dan gerakan
c) Jama’ah harus bergerak sesuai hasil syura, ketentuan dan polesi pimpinan
d) Peraturan bertujuan untuk mengelakan kekacauan aktivitas yang dapat mengganggu atau bahkan menghancurkan program
e) Peraturan harus mencakup cara perbaikan bagi setiap kelalaian dan kesalahan
f) Menyusun peraturan dan sistem perlu diperhitungkan keluwesannya, sehingga dapat memudahkan jama’ah bergerak meraih keberhasilannya
g) Selama kita masih menghambakan diri kepada Allah, maka keiltizaman kita dengan peraturan dan sistem kerja tersebut adalah bernilai ibadah dan berada di dalam kerangka taat kepada Allah
7. Pengendalian Pertemuan-Pertemuan
a) Pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan adalah bagian dari beribadah kepada Allah swt
b) Sebaiknya setiap pertemuan dimulai dengan berdzikir kepada Allah, memohon perlindungan kepada-Nya dari gangguan syetan
c) Agar pertemuan berjalan tepat waktu, harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatunya
d) Harus teliti dalam menyampaikan informasi mengenai waktu dan tempat diadakannya pertemuan
e) Setiap anggota majlis harus bersungguh-sungguh menghadiri tepat pada waktunya, kecuali berhalangan
f) Bila suatu pertemuan telah disetujui, perlu ditentukan waktu dimulainya pertemuan, agar setiap anggota dapat mengatur waktu dan kerjanya
g) Perlu ditentukan agenda pertemuan dengan menulis di papan tulis
h) Pimpinan pertemuan harus bijak dalam memelihara tata tertib pada waktu berlangsungnya pembahasan acara
i) Pimpinan acara harus dapat mengarahkan fikiran terhadap agenda pembahasan
j) Sebelum ditutup hendaknya hasil-hasil keputusan siding dibaca ulang dan ditetapkan waktu dan tempat pertemuan yang akan datang
Komentar
Posting Komentar